Malu Atau Tidak Bersyukur

Sekolah kami baru saja kedatangan berkat sepatu sebanyak tiga mobil box, luar biasanya, sepatu-sepatu ini bisa kami jual sehingga dapat memberi kesempatan kerja pada orang-orang miskin di tempat kami.

Ketika mereka sedang begitu semangat untuk memilah-milah sepatu yang akan mereka jual, ada seorang ibu yang tidak ikut bergabung dan mendatangi saya. Dia minta tolong pada saya untuk bantu mencarikan kerja. Saya jawab, “Lha, sepatu-sepatu ini kan bisa di jual, jadi ibu bisa kerja.” jawaban yang dia ucapkan betul-betul sangat mengagetkan, seperti disambar petir rasanya. “Saya malu, bu. Saya lulusan S1 manajemen keuangan masa jualan sepatu.”

Dia tetap bersikeras tidak mau, meskipun kondisinya sangat memprihatinkan. Tiga anaknya begitu tidak terawat dan dia bilang suaminya adalah hamba Tuhan. Dia melarang suaminya bekerja karena katanya Tuhan memanggil suaminya sebagai full timer. Saya sangat jengkel dengan pandangan dan sikap ibu yang tidak bisa bersyukur ini. Saya makin mengerti mengapa Tuhan begitu tidak suka pada orang yang tidak bisa bersyukur pada apa yang Tuhan berikan padanya.

Saudara, sering Tuhan mau menolong kita tapi kitanya yang tidak mau ditolong. Karena itu apapun yang Tuhan berikan pada kita, apapun keadaan yang Tuhan ijinkan untuk kita lewati, belajarlah mengucap syukur.

Ucapan syukur itu tanda bahwa kita percaya dan bersedia menerima apapun yang Ia sediakan dan atur untuk kita.




0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut