Tuhan Tidak Menyukai Gerutuan

Tiga hari yang lalu anak kami Michelle periksa ke dokter gigi di jalan raya Kertajaya. Dia begitu takut karena giginya mau dicabut, badannya begitu tegang, raut mukanya terlihat sangat tegang ketika ia melihat dokter yang disampingnya membawa alat suntik. Setelah giginya dicabut, ia menghampiri kami berdua sambil menangis sesengukan. Kami berdua tidak tega melihatnya. Akhirnya untuk menghibur dan memberi penghargaan atas keberaniannya untuk cabut gigi, kami putuskan untuk membelikan NDS. sebuah alat permainan game yang sudah lama ia minta. Dua hari kemudian kami akhirnya membelikan NDS warna pink seperti yang dia inginkan. Kedua anak kami, Michelle dan Janice karena bingung menentukan siapa yang memakai NDSnya duluan akhirnya membuat Michelle meminta lagi untuk dibelikan NDS lagi. Tentunya kami dengan tegas menolak dan mengajarkannya untuk berbagi dan mensyukuri karena tidak semua anak bisa memiliki yang mereka miliki. Secara mengejutkan, Michelle malah mengatakan "aku nggak suka NDSnya karena tidak dibelikan dua". Ketika saya mendengar ini, saya merasa sangat kecewa, marah, menyesal dan berbagai perasaan tertolak dan tidak dihargai bercampur aduk menjadi satu. Betapa tidak, seharian kami mencari NDS untuk menyenangkan hatinya ternyata dia menggerutu. Saya betul-betul merasakan betapa rasa sayang dan kasih saya sama sekali tidak dihargainya. Saya merasa sangat tertolak dan terluka. Saat saya membelinya, terbayang di benak saya senyum cerianya saat nantinya dia menerimanya. Ternyata senyum yang saya tunggu-tunggu berganti dengan sungutan dan wajah cemberut. Saya merasa dia tidak menghargai betapa untuk membelikan barang yang ia inginkan tidaklah mudah untuk kami. Namun semuanya berbalik menjadi sangat menyakitkan. Saat itulah untuk pertama kalinya saya merasakan apa yang Tuhan rasakan ketika bangsa yang dikasihiNya tidak bisa menghargai pernyataan cinta dan kasihNya. Betapa kenyataan ini menyadarkan saya juga bahwa tanpa saya sadari, sayapun sering melukai hatiNya dengan mengomel dan tidak bisa mensyukuri segala pemberianNya. Dia membayangkan akan melihat keceriaan saya saat menerima berkatNya namun saya sering mengecewakanNya dengan sikap ketidakpuasan saya dan tidak dapat menghargai bahwa Ia telah melakukannya dengan segenap cinta. Sekalipun saya sangat mengasihi anak saya, namun sikapnya telah sangat melukai saya. itulah sebabnya mengapa Tuhan sangat membenci persungutan. Saudara, mari kita belajar untuk mensyukuri apapun pemberian yang Ia berikan untuk kita sekalipun mungkin tidak seperti yang kita harapkan, karena Ia melakukannya dengan segala cinta dan kasih sayang.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut